Jakarta
(ANTARA News) - Asteroid raksasa yang menghantam Bumi adalah
satu-satunya penjelasan yang dapat diterima sebagai penyebab kepunahan
dinosaurus, kata satu tim ilmuwan global, Kamis (4/3), dengan harapan
dapat menyelesaikan pertikaian yang telah memecah para ahli selama
beberapa dasawarsa.
Satu panel yang terdiri atas 41 ilmuwan dari seluruh dunia mengkaji
penelitian selama 20 tahun guna mengkonfirmasi penyebab kepunahan
Cretaceous-Tertiary (KT), yang menciptakan "lingkungan seperti neraka"
sekitar 65 juta tahun lalu dan menghapus lebih separuh dari semua
spesies di planet ini.
Pendapat ilmiah terpecah mengenai apakah kepunahan tersebut disebabkan
oleh asteroid atau oleh kegiatan gunung berapi di Deccan Traps, yang
sekarang adalah India --tempat serangkaian letusan gunung berapi yang
berlangsung selama 1,5 juta tahun.
Studi baru itu oleh ilmuwan dari Eropa, Amerika Serikat, Meksiko, Kanada
dan Jepang dan disiarkan di jurnal Science mendapati bahwa asteroid
dengan lebar 15 kilometer menghantam bumi di Chixulub --kini Meksiko--
adalah penyebab punahnya KT.
"Kami sekarang memiliki bukti besar bahwa satu asteroid adalah penyebab
kepunahan KT. Ini memicu kebakaran sangat besar, gempa bumi dengan
ukuran lebih dari 10 pada skala Richter, dan tanah longsor seluas benua,
yang menciptakan tsunami," kata Joanna Morgan dari Imperial College
London, penulis bersama kajian tersebut.
Asteroid itu diduga telah menghantam Bumi dengan kekuatan satu miliar kali lebih kuat dibandingkan dengan bom atom di Hiroshima.
Morgan mengatakan "paku terakhir di peti mati bagi dinosaurus" hadir
ketika bahan ledakan beterbangan di atmosfir, menyelimuti planet ini
dalam kegelapan, sehingga memicu musim dingin global dan "membunuh
banyak spesies yang tak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
mirip negara ini".
Para ilmuwan yang mengerjakan studi tersebut menganalisis pekerjaan ahli
palaeontologi, geokemistri, contoh iklim, geofisika dan sedimentologi
yang telah mengumpulkan bukti mengenai kepunahan KT selama 20 tahun
belakangan.
Catatan geologi memperlihatkan peristiwa itu yang memicu kepunahan
dinosaurus dengan cepat merusak ekosistem darat dan laut, kata mereka,
dan hantaman asteroid tersebut "adalah satu-satunya penjelasan yang
dapat diterima untuk ini".
Peter Schulte dari University of Erlangen di Jerman, penulis utama
mengenai studi itu, mengatakan catatan fosil dengan jelas memperlihatkan
kepunahan massal sekitar 65,5 juta tahun lalu --masa yang sekarang
dikenal sebagai perbatasan K-Pg.
Teori gunung api Deccan juga terlempar ke dalam keraguan oleh model
mengenai kimiawi atmosfir, kata tim tersebut, yang memperlihatkan dampak
asteroid diduga telah mengeluarkan jauh lebih banyak sulfur, debu dan
jelaga dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan ledakan gunung
berapi, dan mengakibatkan kegelapan dan udara dingin yang sangat
ekstrem.
Gareth Collins, penulis lain dari Imperial College, mengatakan dampak
asteroid bukan hanya menciptakan "hari yang bagaikan neraka" yang
menandai akhir dari 160 juta tahun kejayaan dinosaurus, tapi juga
menjadi hari yang sangat besar bagi hewan mamalia.
"Kepunahan KT adalah masa penting dalam sejarah Bumi, yang akhirnya
melicinkan jalan bagi manusia untuk menjadi spesies dominan di Bumi," ia
menulis di dalam komentar mengenai studi itu, sebagaimana dikutip oleh
wartawan Reuters, Kate Kelland.