Kasus
trafficking ternyata masih marak di Surabaya, Jawa timur Untungnya,
anggota unit (PPA) Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes
Surabaya, mampu membongkar satu kasusnya .
Dengan
menyamar sebagai salah satu bos yang sedang mencari teman kencan yang
masih di bawah umur, anak buah AKP Herlina mengamankan Aip,18, gadis ABG
yang sudah keluar SMA Swasta di Surabaya Utara.
Aip
ditangkap setelah menawarkan adik kelasnya, Bunga (bukan nama
sebenarnya) dengan tarif Rp 1 juta untuk sekali kencan. Tak ayal, umpan
polisi akhirnya dimakan Aip saat pergi menjemput Bunga di sekolahnya
untuk kemudian diajak ke Hotel Palm Inn di Jalan Keris Kencana Timur.
"Ketika di kamar hotel itulah kemudian Aip kami tangkap," kata Herlina.
Sekarang,
Aip harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menjual ABG
untuk dijadikan pelampias lelaki hidung belang. "Sejak dikeluarkan dari
sekolahnya setahun lalu, tersangka mulai menggeluti bisnis esek-esek
ini, termasuk bisa menyediakan ABG. Sedangkan tarif termurah Rp 800 ribu
dan paling mahal Rp 1 juta, tergantung pesanan," kata Herlina.
Meski
telah menjalankan bisnis selama setahun ini, Aip masih tertutup untuk
menjelaskan nama korbannya selain Bunga. "Saya baru menawarkannya pada
Bunga," kata Aip.
Sedangkan
Bunga, kepada Kanit PPA AKP Herlina mengaku baru dua kali ini diajak
Aip. "Baru dua kali ini boking out (BO) sama Aip. Pertama karena
terpaksa, tapi ditolak sebab pemesannya berwajah jelek," tandas Herlina.
Dari
pekerjaan itu, Bunga mendapatkan keuntungan Rp 400 ribu. Meski begitu,
polisi akan melakukan pengembangkan kasus ini dan mencari korban-korban
Aip selain Bunga. Diduga, bisnis Aip juga menjaring pelanggan melalui
jaringan forum dewasa di internet.
Sebab
selain ia menjajankan gadis ABG, Aip bekerja sebagai penjaga warnet.
Sejauh ini polisi memang mendapatkan informasi adanya praktek
trafficking yang ditawarkan lewat beberapa forum di internet.
http://maharani-articles.blogspot.com